Profil Desa Bandungrejo

Ketahui informasi secara rinci Desa Bandungrejo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Bandungrejo

Tentang Kami

Desa Bandungrejo di Kecamatan Bayan, Purworejo, ialah wilayah agraris subur seluas 157 hektare dengan sejarah erat dari era Mataram. Dikenal dengan potensi pertanian padi dan UMKM yang berkembang, desa ini mengintegrasikan warisan budaya dengan pembanguna

  • Pusat Agraris

    Dengan sebagian besar wilayahnya merupakan lahan persawahan subur, Bandungrejo menjadi salah satu lumbung padi penting di Kecamatan Bayan.

  • Warisan Sejarah Otentik

    Berakar dari kisah Ki Bandungreso dan pembagian wilayah oleh Bupati Purworejo pertama, desa ini memiliki identitas sejarah yang kuat dan unik.

  • Lokasi Penghubung

    Berada di antara pusat ekonomi Kutoarjo dan wilayah pedesaan lainnya, menjadikan Bandungrejo sebagai jalur perlintasan strategis dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

XM Broker

PURWOREJO – Bersemayam di sisi timur Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Desa Bandungrejo hadir sebagai sebuah teritori yang sarat akan nilai sejarah dan potensi agraris. Memiliki luas wilayah mencapai 157 hektare, desa ini merupakan perpaduan harmonis antara lahan persawahan yang subur membentang dengan pemukiman warga yang tertata. Sebagai "saudara kembar" dari Desa Bandungkidul, riwayatnya berakar kuat pada jejak peradaban Mataram dan kebijakan visioner bupati pertama Purworejo, menempatkannya sebagai salah satu desa dengan latar belakang historis yang paling otentik di kawasan ini.Letaknya yang strategis, berfungsi sebagai penyangga antara kawasan perkotaan Kutoarjo dan hamparan pedesaan di sekitarnya, memberikan Desa Bandungrejo peran ganda. Di satu sisi, ia ialah penjaga tradisi agraris yang menjadi tulang punggung perekonomian lokal. Di sisi lain, desa ini terus beradaptasi dengan dinamika zaman melalui pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta optimalisasi infrastruktur untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Profil ini mengulas secara komprehensif setiap aspek yang membentuk Desa Bandungrejo, dari bentang geografis, akar sejarah, struktur demografi, hingga geliat ekonomi yang menjadikannya sebagai wilayah yang tangguh dan berdaya saing di Kabupaten Purworejo.

Geografi dan Batas Wilayah Administratif

Desa Bandungrejo secara geografis merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian rata-rata yang ideal untuk pertanian tanaman pangan, khususnya padi. Dengan total luas wilayah mencapai 157 hektare (1,57 km²), sebagian besar lahannya didedikasikan untuk area persawahan. Hamparan sawah ini tidak hanya menjadi pemandangan khas yang mendefinisikan lanskap desa, tetapi juga merupakan aset produktif utama yang menopang kehidupan sebagian besar warganya. Sistem irigasi yang terkelola dengan baik memastikan ketersediaan air sepanjang musim tanam, menjadikan Bandungrejo sebagai salah satu daerah agraris yang stabil di Kecamatan Bayan.Struktur tata guna lahannya terbagi secara jelas antara area pertanian, pemukiman, serta fasilitas umum. Pemukiman penduduk cenderung terkonsentrasi di beberapa titik, membentuk dusun-dusun yang terhubung oleh jaringan jalan desa. Pola ini memungkinkan efisiensi dalam penyediaan layanan publik sekaligus menjaga kelestarian lahan pertanian sebagai zona inti perekonomian.Secara administratif, Desa Bandungrejo memiliki batas-batas yang jelas dengan wilayah di sekelilingnya, menempatkannya pada posisi yang strategis. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Pogungrejo dan Kelurahan Kutoarjo, yang memberikan akses langsung ke pusat kegiatan ekonomi, pasar, dan transportasi. Batas sebelah barat bersinggungan langsung dengan Desa Bandungkidul, wilayah yang berbagi akar sejarah yang sama. Di sebelah timur, Desa Bandungrejo berdampingan dengan Desa Bringin dan Desa Botodaleman, memperkuat konektivitasnya dengan desa-desa agraris lainnya di Kecamatan Bayan. Sementara itu, batas sebelah selatan bertemu dengan Desa Jatingarang, melengkapi posisinya sebagai jalur perlintasan penting di kawasan tersebut. Kejelasan batas administratif ini menjadi dasar bagi perencanaan pembangunan dan kerja sama antarwilayah yang efektif.

Sejarah Panjang dan Asal-Usul Desa

Kisah terbentuknya Desa Bandungrejo merupakan sebuah narasi sejarah yang tak terpisahkan dari Desa Bandungkidul dan berakar pada era Kerajaan Mataram Islam. Menurut penuturan para sesepuh desa yang diwariskan secara lisan, cikal bakal wilayah ini bermula dari seorang tokoh sakti bernama Ki Bandungreso. Ia merupakan salah satu dari tiga abdi dalem yang mendapat tugas untuk membawa jenazah Pangeran Bethoro dari Batavia kembali ke Mataram menggunakan "bandosa" atau tandu jenazah. Sebuah insiden di tengah perjalanan menyebabkan mereka dihukum untuk tidak kembali ke keraton dan menetap di wilayah tersebut. Ki Bandungreso kemudian membuka lahan pemukiman di sebelah timur aliran Sungai Jali, yang kemudian dikenal sebagai tlatah "Bandung", merujuk pada peristiwa "bandosa agung".Selama beberapa generasi, wilayah peninggalan Ki Bandungreso ini berkembang menjadi satu kesatuan yang besar. Namun seiring berjalannya waktu, muncul dinamika internal yang berpotensi menimbulkan perpecahan. Menghadapi situasi ini, sekitar tahun 1831, Bupati Purworejo pertama, R.A.A. Cokro Negoro I, mengambil langkah bijaksana untuk menjaga keutuhan dan ketertiban masyarakat. Beliau memerintahkan pembagian wilayah Bandung menjadi dua bagian yang setara.Titik pembagian ditentukan dari sebuah mata air atau "mbelik" yang dianggap sebagai pusat. Wilayah dari mbelik ke arah barat hingga Sungai Jali ditetapkan menjadi Desa Bandungkidul. Sementara itu, wilayah dari mbelik ke arah timur ditetapkan menjadi Desa Bandungrejo. Nama "Bandungrejo" sendiri mengandung makna filosofis; kata "Bandung" merujuk pada asal-usul sejarahnya, sedangkan "Rejo" berasal dari bahasa Jawa yang berarti makmur, ramai, atau sejahtera. Dengan demikian, nama ini memuat harapan agar desa yang baru dibentuk ini dapat tumbuh menjadi komunitas yang makmur dan sejahtera. Sejak saat itulah, Desa Bandungrejo resmi berdiri sebagai entitas pemerintahan sendiri dengan riwayat kepemimpinan yang terus berlanjut hingga hari ini.

Pemerintahan Desa dan Struktur Kependudukan

Roda pemerintahan di Desa Bandungrejo berjalan di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa yang dipilih secara demokratis oleh masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Desa didukung oleh jajaran perangkat desa yang terdiri dari Sekretaris Desa, Kepala Urusan (Kaur), Kepala Seksi (Kasi), dan Kepala Dusun (Kadus). Setiap perangkat memiliki tugas dan fungsi yang spesifik, mulai dari administrasi kependudukan, pengelolaan keuangan desa, perencanaan pembangunan, hingga pelayanan kesejahteraan sosial. Kantor Desa Bandungrejo berfungsi sebagai pusat layanan publik dan koordinasi seluruh kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Pemerintah desa berkomitmen untuk mewujudkan tata kelola yang transparan, akuntabel, dan partisipatif demi mencapai kemajuan bersama.Dari sisi demografi, Desa Bandungrejo memiliki populasi yang tergolong padat, sejalan dengan statusnya sebagai desa agraris yang subur dan lokasinya yang tidak jauh dari pusat kota. Berdasarkan data yang tersedia, jumlah penduduknya tersebar di beberapa dusun yang ada di wilayah desa. Dengan luas wilayah 1,57 km², kepadatan penduduknya mencerminkan pemanfaatan lahan yang intensif baik untuk pemukiman maupun pertanian.Komposisi penduduknya didominasi oleh kelompok usia produktif, yang menjadi motor penggerak utama kegiatan ekonomi. Mayoritas penduduk menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, baik sebagai petani penggarap, pemilik lahan, maupun buruh tani. Selain itu, sektor lain seperti perdagangan, jasa, dan industri kecil juga mulai berkembang sebagai alternatif mata pencaharian. Sejumlah warga juga bekerja di sektor formal di Kutoarjo dan kota-kota sekitarnya. Pemerintah desa terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program pendidikan dan pelatihan keterampilan untuk mengoptimalkan potensi demografis yang dimiliki.

Perekonomian Lokal dan Sektor Unggulan

Perekonomian Desa Bandungrejo berfondasi kuat pada sektor pertanian. Lahan persawahan yang luas dan subur menjadikan desa ini sebagai salah satu produsen padi yang signifikan di Kecamatan Bayan. Para petani di Bandungrejo telah menerapkan praktik pertanian yang memadukan kearifan lokal dengan teknik modern, mulai dari pemilihan bibit unggul, sistem pengairan, hingga penanganan pascapanen. Selain padi sebagai komoditas utama, beberapa petani juga menanam palawija dan hortikultura di pekarangan rumah sebagai sumber pendapatan tambahan dan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Rantai pasok hasil pertanian dari desa ini terhubung langsung ke Pasar Kutoarjo, memastikan produk-produknya dapat terserap pasar dengan baik.Di samping pertanian, sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan. Berbagai jenis usaha rumahan berkembang di tengah masyarakat, mulai dari industri makanan dan minuman olahan, kerajinan tangan, hingga usaha jasa seperti perbengkelan dan pertukangan. Keberadaan UMKM ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga menambah keragaman ekonomi desa, mengurangi ketergantungan mutlak pada sektor pertanian. Pemerintah desa bersama dinas terkait di tingkat kabupaten secara aktif memberikan dukungan berupa pembinaan, fasilitasi permodalan, dan bantuan pemasaran untuk mendorong UMKM agar lebih berdaya saing.Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) juga terus dioptimalkan sebagai pilar kemandirian ekonomi desa. Meskipun mungkin belum mencapai skala seperti desa tetangganya, BUMDes Bandungrejo terus merintis berbagai unit usaha yang disesuaikan dengan potensi lokal. Pengelolaan aset desa, penyediaan jasa, dan pengembangan unit perdagangan menjadi beberapa fokus utama BUMDes. Melalui lembaga ini, diharapkan sumber-sumber pendapatan asli desa dapat ditingkatkan secara berkelanjutan, sehingga dana yang terkumpul dapat direinvestasikan kembali untuk program-program pembangunan yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat.

Kehidupan Sosial, Budaya, dan Infrastruktur

Kehidupan sosial masyarakat Desa Bandungrejo dilandasi oleh semangat kebersamaan dan gotong royong yang masih kental. Nilai-nilai ini tercermin dalam berbagai aktivitas sehari-hari, mulai dari kerja bakti membersihkan lingkungan, tradisi "sinoman" saat ada warga yang menggelar hajatan, hingga kegiatan keagamaan yang diselenggarakan secara berjamaah. Masjid dan musala tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan sosial dan pendidikan informal bagi masyarakat.Kelompok-kelompok masyarakat seperti PKK, karang taruna, dan kelompok tani menjadi wadah bagi warga untuk bersosialisasi, berkreasi, dan menyalurkan aspirasi. Kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh organisasi-organisasi ini turut memperkuat ikatan sosial dan menjaga harmoni di tengah masyarakat. Adat dan tradisi peninggalan leluhur, meskipun tidak semuanya masih dijalankan, tetap dihormati sebagai bagian dari identitas budaya desa.Untuk menunjang kualitas hidup warganya, Desa Bandungrejo telah dilengkapi dengan berbagai infrastruktur dasar yang memadai. Jaringan jalan desa dan jalan usaha tani terus ditingkatkan kualitasnya untuk memperlancar mobilitas orang dan barang. Di bidang pendidikan, terdapat fasilitas sekolah dasar yang melayani kebutuhan pendidikan anak-anak di desa. Untuk layanan kesehatan, masyarakat dapat mengakses puskesmas pembantu atau langsung menuju fasilitas kesehatan yang lebih lengkap di Kutoarjo. Selain itu, ketersediaan listrik dan akses terhadap air bersih juga telah merata di seluruh wilayah pemukiman. Pemerintah desa terus memprioritaskan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur sebagai fondasi utama untuk mendukung aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat menuju masa depan yang lebih maju dan sejahtera.